February 15, 2010

Drama Skripsi


Saya kini berada di semester akhir dan sedang menjalani skripsi. Wow! Akhirnya saya harus menghadapi yang namanya Skripsi. File skripsi saya namakan "Happy Skripsi!". Bukan hanya di laptop tapi untuk judul catatan file skripsi pun judulnya itu. Tujuannya, agar mengembangkan citra positif pada diri sang "skripsi" yang menurut saya cukup dirusak oleh orang-orang yang juga sedang menjalaninya. Saya ngga mau dari awal udah anti denger nama skripsi kayak beberapa temen saya. Buat apa kita bikin diri sendiri membenci nama skripsi? Ada beberapa mahasiswi di kampus saya yang hebohnya setengah mampus berasa ngerjain proposal skripsi kayak mau kiamat. Bahkan, baru proporsal skripsi. Orang Indonesia, atau hanya anak Psikologi UI, tepatnya, suka menempatkan suatu hal sebagai sesuatu yang berat sekali. Akibatnya, saya ketakutan duluan ketika awal-awal mengambil mata kuliah KAUP (Konstruksi Alat Ukur Psikologis). Jujur, psikologis saya cukup terganggu dari penjelasan senior dan teman saya sendiri yang bilang kalau mata ajaran ini beratnya melebihi skripsi. Padahal, ketika saya menjalaninya, baru deh saya mikir "ni orang-orang lebay banget sih". Tanya nilai saya. Memang bukan A, dan Alhamdulillah bukan C. Tapi sebenernya bisa dijalani tanpa stres yang diakibatkan pemikiran sendiri mengenai betapa beratnya mata ajaran ini. Kini berulang lagi pada skripsi. Tapi saya sudah cukup belajar dari ke-lebay-an orang-orang. Sehingga dari awal saya tegaskan sebisa mungkin tidak membenci skripsi biar menjalaninya juga enak. Tapi gini, saat pembuatan proposal skripsi pun, banyak diantara mahasiswi satu angkatan yang sebenernya saya juga ga tau satu-satu namanya siapa, mulai drama lebay. "aaah gila skripsiiiiiii". Eh, biasa aja kali. Kenapa sih? Pengen ditanya variabelnya apa? Cari perhatian? Atau pengen ikutan stres biar keliatan banget lagi dalam pengerjaan SKRIPSI? Jangan buat diri sendiri membenci yang namanya skripsi karena sebenernya skripsi is fun! Bayangkan aja kita bikin pertanyaan yang sebenernya kita juga penasaran jawabannya apa. Walaupun dalam menjawab diperlukan berbab-bab dalam pengerjaannya, tapi ya jangan menempatkan diri sendiri sebagai pembenci skripsi. Kita jalanin ini sebagai suatu hal yang fun. Suatu hal yang bakal diingat pas udah tua. Jangan bawa stres dari sekarang. Stres itu dateng sendiri kok tanpa diundang, jadi ngga usah ngundang-ngundang stres dengan ke-lebay-an yang nantinya mengganggu psikologis temen lainnya. Siapa tau, kalau kita ngga nganggap skripsi itu berat, hasilnya akan jadi lebih baik. Amin. Happy skripsi semua!