August 21, 2013

Realita Sosial Dunia Kerja

 



Jangan pernah percaya dengan rekan kerja

Bahkan kepada ia yang paling baik kepadamu sekalipun

***

Kalimat diatas ialah kalimat sakti dari bos saya. Ia mengatakannya saat saya dipanggil khusus ke ruangannya untuk mengkonfirmasikan suatu kasus kantor. Diakhir pembicaraan ia mengingatkan untuk jangan pernah terbuai dengan rekan kerja yang baik. Ia berkata, "Dunia pekerjaan sangat berbeda dengan dunia pertemanan. Disini, di kantor mana pun di dunia ini sah-sah saja untuk saling bersaing dan menjadi musuh di dalam selimut. Kita disini bekerja. Memiliki tujuan untuk naik tangga terus, terus, dan terus sampai keatas. Kerja untuk mendapatkan apresiasi. Bukan untuk mencari sahabat."

Keluar dari ruangannya mata saya terbuka lebar. Bengong-bengong dikit kayak kesurupan. Kalimat padat berdurasi kurang dari 1 menit diatas berhasil mengubah total penilaian kepada rekan-rekan kerja saya. Sangat masuk akal. Saya jelaskan dalam 2 hal;

1. Bekerja untuk Tujuan
Orang yang bekerja pasti memiliki tujuan, walaupun dengan tujuan yang berbeda. Ada yang bertujuan hanya sebagai batu loncatan untuk ke perusahaan lain, namun ada juga yang bertujuan untuk merebut kursi manager keatas. Contoh, seorang manajer yang memiliki 3 anak buah mengundurkan diri. Calon manajer yang akan menggantikannya ialah salah satu dari 3 anak buah tersebut. Siapa yang pantas menduduki kursi manajer? Tentu bagi nya yang memiliki achievement tertinggi. Bisa jadi, achievement yang dilihat oleh manajemen ialah hasil jilatan. Orang yang sebenarnya lebih berkompeten, tidak terlihat karena kurang menjilat. Ini yang saya rasa dimaksud oleh bos saya tadi. Rekan kerja bukan sahabat, karena cepat atau lambat akan ada saat nya kalian diadu untuk dilihat siapa yang lebih achieved. Yang pasti, dari beberapa kursi untuk tingkat officer, hanya ada satu kursi untuk tingkat manager. Apakah rekan kerja akan memberikan kursi manager itu secara cuma-cuma? Dream on.

2. Sahabat membutuhkan loyalitas, rekan kerja membutuhkan profesionalisme
Jangan pernah lupa akan kalimat "orang bekerja untuk satu tujuan". Akan banyak kita temui seorang individu memiliki karakter yang berbeda saat ia sedang bekerja dan saat ia sedang berada diantara teman-teman nya. Seseorang bisa menjadi orang yang sangat menyenangkan dan loyal saat menjadi teman, namun menjadi orang yang licik saat menjadi rekan kantor. Hal ini tidak dapat disalahkan. Bagaimana pun juga, ia bekerja untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Bersaing merupakan salah satu caranya. Pertemanan ialah untuk selamanya, namun menjadi rekan kerja ialah untuk sementara. Dua orang di dalam kedudukan yang sama, satu saat nanti hanya salah satu yang akan naik pangkat. Dari pertemanan bisa menjadi persaingan. Inilah mengapa sebaiknya rekan kerja bukan dijadikan sahabat. Banyak cerita pertemanan bubar jalan karena masalah pekerjaan, karena memang pada dasarnya tujuan hubungan pertemanan dan tujuan hubungan kerja saja sudah beda, jadi memang lebih baik tidak disatukan. Di dunia kerja, Ia - orang yang paling kita percaya di kantor justru bisa jadi orang pertama yang menjatuhkan kita.

***
Banyak hal yang harus dipelajari di dalam sosial dunia kerja. Learning by doing sih jatuh nya, karena bila ditelaah, dunia kerja itu sangat kompetitif dan adu tonjos. Maka itu sebaiknya tempatkan diri kita sebagai aktor atau aktris yang sedang berperan di dalam nya. Saya tidak membicarakan untuk menjadi orang yang fake, namun harus bisa menempatkan diri kita saat sedang bekerja, dan saat sedang bersantai.

Saya bisa share sedikit hal-hal yang saya lakukan di dunia kerja. Walaupun bisa saja tidak sesuai, namun kemungkinan ada benar nya;

1. Mengetahui tujuan yang ingin dicapai
Tentukan dulu tujuan bekerja di kantor ini. Apakah untuk mengejar posisi tinggi di kantor atau untuk mengambil sebanyak-banyaknya ilmu dari kantor untuk ke perusahaan lainnya? Bila hanya bersifat batu loncatan, maka jangan cuma asal lewat. Belajar lah dari orang-orang kantor dimulai dari strategi yang mereka terapkan, cara presentasi yang mampu membuat semua orang yang mendengar terpengaruh, hingga problem solving terbaik. Selain orang internal, eksternal juga penting. Kenali client sebanyak mungkin dan dekatkan diri dengan mereka, bila mereka merasa nyaman dengan kita, bisa-bisa ditawari pindah kerja ke kantor nya. Nah, bagi yang tujuannya untuk mengambil posisi tinggi, maka berusahalah untuk tampil prima. Always speak up, jadi orang yang aktif dan berani. Jangan takut untuk jadi orang caper (cari perhatian) agar dilihat hingga divisi lain. Kalau yang saya lihat, untuk naik ke tingkat lebih tinggi bukan atas persetujuan manajer 1 divisi saja, namun juga dari divisi lain dan tentu nya HRD (Human Resouce Development). Jadi, kenaikan pangkat itu merupakan persetujuan dari banyak pihak. Manajer akan melihat performa kita berdasarkan apa yang kita lihat, divisi lain akan melihat performa kita dari yang mereka dengar, dan HRD akan melihat nya dari data yang terekap. Saya punya record di data HRD bahwa suka datang telat ke kantor. Ternyata itu sangat mempengaruhi penilaian kinerja kerja. Jadi jangan main-main dengan absensi, dari hal yang saya rasa sepele ternyata mampu menurunkan nilai yang cukup signifikan. Jangan di ikuti ya ;)

2. Tingkatkan Interpersonal Relationship yang baik kepada seluruh karyawan. 
Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan dari hubungan yang baik, yaitu untuk membuat diri kita nyaman di kantor dan menjadikan taktik agar menonjol di kantor. Berlaku mulai dari rekan kerja selevel, bawahan, hingga atasan kita. Jangan berharap bisa survive dengan menjadi orang idealis. Kita yang harus mengenal karakter orang-orang ini bukan mereka yang harus kenal karakter kita. Dengan mengenal karakter yang pasti nya berbeda-beda, kita lama-lama akan tahu bagaimana cara meng-handle mereka, termasuk untuk mengenal si politikus kerja. Kita sebaiknya bawel dengan memberikan banyak masukkan saat meeting bila atasan suka dengan orang yang aktif. Kita boleh tebar pesona pada client yang melihat secara fisik. Kita boleh memenuhi meja anak design dengan makanan enak bila ide mereka timbul hanya saat perut kenyang. Bahkan, kita sebaiknya sering ajak partner kerja nongkrong setelah jam kantor bila ia melihat orang berdasarkan kedekatan pribadi dengan diri nya. Disamping itu, masih dengan tujuan untuk kebaikan diri kita sendiri, pengetahuan kita bisa sangat luas bila kita dekat dengan banyak pihak. Walaupun bukan orang Finance, namun alangkah baik nya bila kita tetap mengerti PPN dan PPH. Bukan orang Marketing namun menjadi nilai lebih bila kita mengerti brand planning.  Banyak orang hebat di kantor yang tidak selama nya di kantor tersebut dan bisa-bisa mendadak resign pindah kerja ke kantor lain. Jadi, jangan sungkan untuk dekatan diri dan minta sharing. Ambil semua pelajaran hidupnya yang menurut saya lebih berharga dari buku sekolah dan kuliah. Disini, Interpersonal Relationship akan menjadi satu satu nya guru gratis terbaik kita. Maka selama menguntungkan bagi kita yang tentu nya haus akan pengembangan diri, pergunakan dengan sebaik baik nya, selama bisa.

3. Berhati-hati dengan politik kerja
Musuh di dalam selimut. Ingat selalu point diatas tentang tujuan bekerja, yaitu untuk mendapatkan achievement. Di atas juga sudah dijelaskan bahwa teman kantor terdekat satu saat bisa menjadi saingan terbesar. Maka itu, tidak dapat disalahkan bila Ia yang ramah dan terlihat bisa diajak sharing hingga ke hal-hal detail bisa saja sebenarnya memiliki tujuan untuk mengetahui kekurangan kita untuk dijadikan alat. Ia nggak salah memiliki sifat seperti itu, karena sekali lagi ini ialah dunia kerja bukan dunia pertemanan. Kita yang harus bisa membaca agar bisa mengendalikan karena politik kerja sudah merupakan hal yang lumrah terjadi di kantor. Untuk nggak ikut berperan saya rasa menjadi hanya sekedar mimpi saja, karena pada kenyataannya kita bukan mempelajari untuk menghindar, namun belajar untuk bisa survive di dalam nya. Sharing hal pribadi menurut saya tidak masalah, asalkan tidak kelewat batas. Buang jauh-jauh rasa kepercayaan kepada rekan kerja dalam menceritakan aib kerja kita, entah perselingkuhan atau pun masalah kecurangan yang dilakukan. Hal itu bisa dijadikan alat untuk menjatuhkan. Mungkin nggak dalam waktu dekat, namun bisa ter-record untuk waktu panjang.

***

If you expect the world to be fair with you because you are fair, you're fooling yourself. That's like expecting the lion not to eat you because you didn't eat him (Unknown)

Suck it