March 17, 2014

Hidup untuk Dikritik

 

Saya hidup di lingkungan masyarakat yang berkelompok. Para individu yang tidak jarang untuk selalu harus bersama individu lain, merasa malu saat duduk di restoran sendirian, pasif di meeting, malu untuk speak up, bahkan takut akan kritikan. Budaya Indonesia; Secara turun-temurun diajarkan untuk bergotong royong. Dipaksa untuk percaya bahwa bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Dipaksa untuk dibentuk karakter yang selalu tergantung pada orang lain.

Saat kuliah Psikologi dulu, saya ingat bahwa ada perbedaan tingkah laku yang dikeluarkan oleh masyarakat berkelompok dan masyarakat individual saat orang buta berdiri di bus yang penuh. Masyarakat individual, yang biasanya hidup di Barat, cenderung akan langsung berdiri dan memberikan tempat duduk nya. Berbeda dengan masyarakat berkelompok yang cenderung tengok kanan-kiri dulu sambil menunggu siapa yang akan berdiri duluan. Contoh ini bukanlah kebiasaan buruk, bukan tandanya masyarakat berkelompok tidak memiliki rasa kepedulian yang tinggi, namun lebih pada karakter yang terbentuk dengan sendirinya akibat anutan hidup berkelompok, yaitu malu untuk menjadi yang pertama.

Saya dilahirkan dan hidup di jaman modern, yang ternyata masyarakat di kota saya, yaitu Jakarta masih hidup sesuai dengan panutan nenek moyang dan masih belum berani untuk menjadi yang berbeda. Masih hidup bergerombol, yang menghasilkan 1 (satu) tingkah laku yang dinormalkan, yaitu bergosip. Gosip kalau diartikan ialah suatu tingkah laku memuji atau mengkritik tanpa data yang kuat yang dilakukan satu individu ke individu yang lain tanpa sepengetahuan individu yang bersangkutan. Yeah, bahasa asik nya sih : Ngomongin orang di belakang. Nah. Tingkah laku bergosip yang sebagian besar nya ialah dalam bentuk kritikan pedas terbentuk dari pola hidup berkelompok. Pola ini membentuk seorang individu memiliki rasa keingin-tahuan dan rasa kepedulian yang tinggi terhadap individu lain. Pola hidup yang membentuk seorang individu di dalam kelompoknya suka mengkritik bila ada yang berbeda. Sekali lagi deh, tidak dapat disalahkan. Gossip tidak akan bisa lepas. Shit banget kan?

How can we survive in those kind of situation

Gak ada. Beneran. Saya, dan anak anak Jakarta lain itu hidup diatas panggung. Segala tingkah laku, segala perubahan sekecil apapun, pasti ada saja yang mengkritik, entah kritikan membangun atau menjatuhkan. Kebanyakan sih yang menjatuhkan, lebih tepatnya gosip pedasss. Bukan tanda nya mereka yang bergosip itu iri dengan hidup kalian, dih jangan geer deh. Mereka itu gak ada iri-iri nya. Hanya suka berkomentar negatif saja. Kita, yang hidup didalam nya mau tidak mau belajar untuk terbiasa atas kritikan, kalau gak sih bisa stress seada-adanya. Menghindar dengan jaga image? Boleh saja, tapi lama-lama tidak menjadi diri sendiri itu cape kan? Lebih baik kita belajar untuk acuh. 

Kritik dengan polling terbanyak saat ini datang dari pergerakan kita di social media. Apa yang kita post, disitulah kritikan akan muncul. Semakin marak karena social media ialah akses termudah untuk menjadi pengintai. Saya pun selalu kepo sama post-post teman di Path & Instagram. Kemudahan ini memaksa kita untuk belajar bijak, karena dari sini kita dinilai. Entah dalam bentuk positif dan negatif, kita tetap hidup di atas panggung. Mereka melihat, mereka tidak ingin mengerti, namun mereka menghakimi. Disini kita harus terima bahwa maksud dari apa yang kita post sangat mungkin berarti menyimpang bagi orang lain. Harus terima untuk dinilai negatif. Harus terima atas summary ngaco mengenai hidup kita. Kita tidak usah membenarkan atas apa yang sudah terlanjur dinilai menyimpang. Tidak perlu menjadi insecure. Tidak perlu juga kita sampai mengelompokkan orang yang dipercaya dan tidak, karena di social media, temen dekat sekalipun bisa kok mengkritik di belakang. So, kalau kritikan itu memang akan selalu ada,  do what ever you want! Express your feeling. Teach them that people do change. Let them know when you're happy. Don't be afraid to express your blue feelings when you are need a friend to chit chat, even to express your true feelings when you are falling in love.

Let everyone knows.