September 19, 2018

Netizen Grammar Police yang Maha Kuasa



Bagi kamu yang terbiasa menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa sehari-hari, menulis kalimat bahasa inggris dengan grammar yang benar merupakan hal yang mudah. Sama hal nya dengan kamu yang menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa ibu, tentu menulis dalam bahasa indonesia bisa dilakukan secara otomatis tanpa mikir panjang. Kita di Indonesia beruntung akses bahasa inggris ada di mana-mana. Coba kalau kalian lahir di Cina, Jepang atau beberapa negara Eropa seperti Perancis dan Rusia, film di bioskop & TV semua di dubbing ke bahasa mereka. Kalau disini enak hanya menggunakan subtitles. Lagu, buku, akses website, semua mendukung & membuat Indonesia memiliki kemampuan bahasa inggris lebih baik dari negara-negara diatas. Namun tetap ada perbedaan antara masyarakat "beruntung" dan "tidak beruntung". Beruntung bila kamu ditempatkan di sekolah billingual atau bahkan Internasional yang semua menggunakan bahasa Inggris. Untuk yang di sekolah lokal, permasalahannya homogen, butuh usaha untuk belajar bahasa inggris secara mandiri sehingga memiliki kecenderungan kekurangan yang sama, yaitu grammar yang lemah 

Dulu saya pernah membahas mengenai pola masyarakat Indonesia yang hidup berkelompok. Takut berdiri sendiri, saling tergantung pada orang lain. Apabila kalian perhatikan, orang Indonesia jarang yang berdebat di kelas, cenderung diam karena tidak berani speak up, jarang yang berani untuk menjadi yang pertama. Itu ialah karakter yang terbentuk akibat hidup berkelompok, yaitu malu untuk salah dimata orang lain. Banyak masyarakat Indonesia yang sebetulnya lancar bahasa inggris namun malu karena takut dinilai oleh lingkungannya. Makanya banyak yang lebih percaya diri bicara bahasa inggris dengan orang bule dibandingkan dengan orang Indonesia, karena takut apabila grammar nya salah, akhirnya di judge gak pinter. Kalau orang bule itu mereka biasanya lebih menghargai, karena tau kalau bukan bahasa ibu. Nah Grammar police ini tanpa sadar membuat orang-orang yang sedang belajar menjadi ciut, bukannya memberikan support yang berarti, malah mengurungkan niat mereka untuk belajar lebih baik.

Semua orang diajarkan sopan santun. Bagaimana cara berpakaian sesuai dengan tempatnya, bagaimana kita memilih tata bahasa sesuai dengan siapa kita berbicara, termasuk juga dengan bagaimana cara kita menegur orang lain dengan baik. Saya senang sekarang sudah banyak media untuk belajar bahasa inggris yang gak ngebosenin. Salah satu nya bisa cek Fix Production di Youtube, perlu saya mention karena ini salah satu wadah yang baik dalam memberikan pengetahuan bahasa inggris yang benar dengan cara yang fun. Namun, kebalikan dari itu semua, sesuai dengan judul diatas, saya terganggu sekali dengan para grammar police yang lupa akan tata krama. Paling sering terjadi untuk caption di media sosial dengan grammar inggris yang salah, dikoreksi lah oleh grammar police yang Maha Kuasa di kolom komentar, dimana bisa dibaca oleh semua orang. Boro-boro temen, kadang-kadang gak kenal. Sering saya temui di kolom komentar instagram influencer. Memang saya akui banyak beberapa grammar nya acakadut, ngasal nulis yang emang salah nya itu kalau dinilai bisa D-. Tapi banyak juga yang grammar nya kalau dinilai sudah bisa mencapai B+ atau bahkan A-. Tinggal poles dikit. Grammar police sebetulnya memiliki peran yang penting, karena menjadi guru gratis. Gak usah bayar EF bu, udah ada yang dengan senang hati mengoreksi. Tidak salah bila ingin membenarkan yang salah, namun perlu dipahami bahwa menjadi grammar police bukan untuk ajang bully di ranah umum dengan mempermalukan mereka. Namanya juga bahasa kedua, wajarlah kalau salah-salah sedikit. Misalnya got mustinya get, atau I has been mustinya I have been. Haruskah kamu bersikap angkuh? Haruskah seakan memberi statement kepada orang-orang yang baca kalau kamu itu yang pintar dan dia itu yang bodoh? Sepenting itu kah ego kamu untuk merendahkan orang lain? Disaat menemukan ada grammar inggris gak tepat di salah satu akun media sosial, sebelum menjadi keyboard warrior, tanya dulu pada diri sendiri, Am I being helpful..... or just an asshole?

Bahasa indonesia ialah bahasa utama yang digunakan oleh masyarakat disini, jadi hargai lah orang yang sedang belajar bahasa inggris. Kapan bisa maju kalau dikit-dikit salah langsung dipermalukan? Tidak semua memiliki orang tua yang mampu menyekolahkan anaknya di sekolah bilingual atau internasional. Tidak semua juga mendapatkan kesempatan bersekolah di sekolah yang mengajarkan bahasa inggris dengan benar. Semua memiliki cara belajar bahasa inggris masing-masing. Jadi, kepada grammar police yang terhormat, kalau menemukan ada grammar yang salah, kirim aja direct message, jelasin salah nya dimana biar orang nya bisa langsung edit dan ngerti. Sesungguhnya dengan  mengoreksi di kolom komentar itu tidak ada beda nya dengan para netizen kelas cabe yang suka bully di Lambe Turah, atau yang suka komentar di akun artis "kak kok gendutan sih, diet napa". Berbuatlah baik ke semua orang. Bersikaplah sesuai dengan tata krama. Hindari menjadi orang yang sok pintar. Bila ingin mengajarkan, beritahukan dengan cara yang tepat.

Lepas seragam grammar police yang dipakai bila bertujuan untuk merendahkan orang lain. Pakai apabila ingin menjadi guru yang benar. Ingat bahwa manusia tidak ada yang sempurna dan tidak ada yang pantas untuk dipermalukan.

Kamu pun juga.

September 6, 2018

Selingkuh Itu Salah Siapa?



Robert Sternberg merupakan pakar Psikologi favorit saya. Dari 4 tahun kuliah Psikologi, teori dia paling nyantol di otak dan yang paling saya benarkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia membuat teori bahwa cinta yang sempurna dapat dipahami melalui tiga komponen membentuk metafora segitiga yang saling berinteraksi satu sama lain, disebut sebagai Triangular Theory of Love. Ketiga komponen ini ialah Intimacy (Keintiman) yang meliputi perasaan keterikatan dan kedekatan, Passion (Gairah) yang meliputi daya tarik seksual, dan Commitment (Komitmen) yang meliputi kesetiaan. Masing-masing dalam komponen ini bisa berdiri sendiri, namun untuk menghasilkan Consummate Love diperlukan kombinasi dari ketiga nya.

Ketiga komponen diatas merupakan gambaran hubungan cinta yang ideal, namun bukan tandanya tanpa ketiga nya tidak bisa dijalankan. Banyak pasangan yang tidak memiliki ketiga komponen diatas sekaligus, ada yang hanya dua, atau bahkan satu. Pernahkah anda mendengar pasangan yang sudah bertahun-tahun lamanya tetap setia tanpa berhubungan intim? Hubungan yang dijalani tanpa komponen Passion disebut hubungan Companionate Love, yaitu cinta yang idealnya dirasakan kepada orang tua atau anak.  Ada juga pasangan yang hanya memiliki komponen Commitment saja, tanpa adanya Intimacy & Passion, biasa ditemui pada hubungan suami-istri yang sudah tidak lagi merasa cocok namun dipertahankan hanya demi anak, disebut sebagai Empty Love. Hubungan tidak ideal tetap bisa dijalankan. Namun kekurangan dalam salah satu komponen ini yang menggiring banyaknya hubungan diam-diam dibelakang pasangan atau yang sering kita sebut sebagai selingkuh. 

Banyak contoh yang kita temui dalam kehidupan sehari hari mengenai perselingkuhan hanya pada wilayah komponen Passion saja, tidak ada Intimacy dan Commitment apapun, disebut sebagai Infatuated Love. Kasarnya, selingkuh yang dilakukan hanya untuk berhubungan intim karena merasa pasangan tidak memberikan kepuasan birahi yang sesuai. Ada juga perselingkuhan yang dilakukan demi mendapatkan Intimacy, tanpa hubungan intim sekalipun karena ia merasa tidak bisa curhat isi hati nya kepada pasangannya sendiri. Selingkuh memang salah, namun dari pandangan pribadi, walaupun saya tidak membenarkan perbuatan selingkuh, tapi tidak pula sepenuhnya menyalahkan orang yang selingkuh. Saya percaya dalam menjalani suatu hubungan, semua ada sebab-akibat. Setiap pasangan wajib untuk berusaha memberikan tiga komponen diatas secara lengkap dan dorong diri sendiri dan pasangan untuk menjaga nya agar tetap utuh. Saya sebutkan sekali lagi; Intimacy, Passion, dan Commitment. Apabila dalam menjalani-nya dirasa satu atau dua komponen telah hilang dan susah untuk menghidupkan-nya lagi, berarti ini saat nya interospeksi kembali mengenai hubungan yang telah dijalani. Disaat inilah selingkuh menjadi hal yang rentan dilakukan karena perbuatan selingkuh kecil kemungkinannya muncul disaat ia mendapatkan tiga komponen dari pasangannya secara lengkap.

Saya ingin memberikan pandangan kepada kalian yang disakiti pasangan karena selingkuh. Sebelum menghakimi dia yang telah menyakiti kita, coba introspeksi diri sendiri terlebih dahulu. Sudah kah kita memberikan yang terbaik? Ketiga komponen lengkap, bukan hanya dua, bukan hanya satu. Saya percaya dalam hubungan serius, pasangan akan bahagia disamping kita bila kita terus memberikan, karena alasan selingkuh itu sebenarnya simpel; Mereka hanya membutuhkan komponen yang hilang, komponen yang lupa diberikan oleh kita. Mungkin kita sudah merasa maksimal, namun pasangan kita yang merasakan. Sama halnya apabila kita yang selingkuh, secara tidak sadar sebenarnya ada komponen yang tidak diberikan oleh pasangan sehingga kita mencari komponen kosong tersebut pada orang lain.

Pada intinya, harus saling interospeksi di saat salah satu diantara kalian selingkuh. Jangan juga kita salahkan pihak ketiga, karena mereka tidak akan pernah ada bila suatu hubungan dari kedua pihak baik-baik saja. Di selingkuhin itu sakit. Jadi sebelum terjadi pada kita, yuk bersama jaga ketiga komponen ini agar selalu ada.

Sebelum menyesal :)