October 31, 2010

Bagaimana Bisa Begitu dan Kenapa Jadi Begini



Saya penasaran dengan batas-batas pertemanan. Ada grup yang dari awal bentuk sudah punya beberapa rules yang harus dituruti. Contohnya, "teman selalu menjadi nomor satu", "semua masalah tidak ada yang ditutupi", atau "dilarang keras menggebet gebetan temen". Rules itu disetujui oleh seluruh anggota grup dan dijalani bersama dan dibentuk untuk kebahagiaan bersama. Tujuannya biar semua semakin bersatu, solid, dan lainnya. Rules itu dibuat atas dasar pemikiran pendek yang biasanya dirancang saat sedang bersenang-senang. Trus nanti pusing sendiri ketika salah satu anggota grup melanggar. Disini saya ingin bilang bahwa saya tidak setuju dengan adanya peraturan.

Pertemanan kok dibikin kayak sekolah. Dipenuhi berbagai peraturan yang kalau dilanggar bisa mengakibatkan perdebatan panjang. Pertemanan itu apa adanya. Tahu tidak? Pertemanan dengan berbagai rules itu sebenarnya cupu. Segitu takutnya pertemanan itu pecah sehingga harus dibentuk rules. Pertemanan itu ikhlas. Semua masih merupakan individu yang memiliki privasi sendiri-sendiri. Persahabatan itu tidak perlu dibatasi. Karena jalan hidup tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.

Contohnya, "dilarang keras menggebet gebetan teman dari kelompok kita". Misalnya ini adalah salah satu rules dari grup cowo. Satrio dan Rama berantem karena Satrio suka sama Asha tapi ditikung Rama karena Asha sukanya sama Rama dan Rama juga suka sama Asha. Segitu egoisnya rules itu sehingga Asha yang jadi korban. Asha bisa bahagia namun ditolak karena rules cupu. Satrio, seakan menutup mata untuk lihat sahabatnya sendiri bahagia. Cinta dan pertemanan memang memusingkan. Tapi coba kita redam ego sendiri dan lihat prospek kedepan. Lihat teman bahagia itu membuat kita bahagia juga kan? Satrio yang sakit hati tidak lagi dapat berpikir panjang, sang emosi lah yang berperan dengan menghujat habis-habisan sahabatnya sendiri dan membuat lupa untuk berfikir bahwa Asha itu bukan mainan yang dengan mudahnya disingkirkan begitu saja. Lantas, karena Satrio yang terlebih dahulu suka pada Asha jadi Asha ngga boleh untuk suka sama Rama? Lalu pemecahan masalahnya gimana? Rama yang level otak rendahnya sejajar dengan Satrio pun berkata: "Demi menjaga ikatan pertemanan saya dan Satrio, mari bersama lupakan saja masalah Asha, dengan begitu perselisihan selesai dan satu grup pun senang". Mungkin diantara kalian ada yang lupa, maka disini saya ingatkan kembali, Asha juga punya perasaan. Yes. Segitu egoisnya rules pertemanan sehingga pihak ketiga yang disakiti. Segitu pentingnya ego manusia. Segitu childish nya rules pertemanan. Segitu bodoh orang-orang yang menjadi anggotanya.

Saya menulis ini karena saya sedang menjelma menjadi Asha. Terimakasih banyak. Pada kalian berdua.