August 7, 2010

Orang-Orang Di Balik Gelar S.Psi


Sekarang ini saya lagi makan mcd dirumah, sendirian. Nunggu waktu wisuda yang masih 2 minggu lagi. Kegiatan, ngga ada. Kecuali nonton dvd dirumah dan pergi keluar. "istirahat pasca skripsi" masih dijadikan alasan mengapa saya masih jobless dan hidup tenang tanpa tujuan. Ngga ada kegiatan tiba2 saya jadi buka-buka foto di files laptop dan menemukan foto2 semasa kuliah dengan "cerita2" yang seru. Kangen. Suka duka yang saya rasakan bersama teman2 kuliah itu pengalaman yang sangat berharga.

Banyak yang saya pelajari dari masa perkuliahan ini.
Pertemanan, kemandirian, sampai pola belajar saya berubah selama perkuliahan.
Banyak banget momen yang seru plus nyebelin yang kalo diinget sekarang jadi sedih. Pengen ngulang lagi.

Belajar nyebrang jalan, ngeborong sepatu murah di Detos, cabut kelas rame2 untuk makan di citos/kemang/bahkan untuk main di dufan, bareng lene pulang ke kos mabok sampe yang jaga tempat kos marah (gue doang sih yang mabok, dia nggak), digosipin pilih2 temen , kerjain tugas rame2 sambil nginep rumah muti (temanya: makan dan curhat), belajar bareng dirumah putul tiap UTS & UAS, dan bbbbbanyak lagi.

Saya punya peer group yang seru. Bukannya maksud nge geng, tapi kan pada dasarnya kita temenan sama orang yang punya kesamaan. Kesamaan kita cuma satu: GILA. 
Kita itu punya jokes antar kita doang tapi suka keceplosan kedengeran sama anak2 lain, yang jatohnya kedengerannya jadi ngga enak. Jokes nya itu kita semua anak konglomerat. Orang kaya raya semua. Bayangin aja Uthe itu yang punya Plaza Senayan. Saya punya private jet. Kita semua ngga ngerasain macet karena pake helikopter. Kadang2 kita keluar negeri cuma buat makan trus pulang lagi.

Nah anak2 konglomerat ini adalah: Lene, Uthe, Putul, Rachel, Kiki, Muti, Jawa, Laili, Milka, dan Mita (maaf para konglomerat lain yang ngga kesebut, lupa)

Orang-orang gila ini juga masuk dalam kelompok belajar saya. Suka duka paling kerasa pas pengerjaan tugas KAUP (Konstruksi Alat Ukur Psikologis). Lene dan Putul, duo anak rajin ini lama2 kesel sama kita gara2 mereka mulu yang ngerjain. Muti yang ngga bisa diem akhirnya sampai pada titik klimaks dimana dia mecahin lampu belajar lene karena lari2an dikamar. Saya juga ikut dimarahin karena malah main BB saat yang lain lagi sibuk konsultasi sama dosen.

Pengalaman itu terus terekam dalam ingatan saya. Sekarang, semua udah berakhir.  Semua udah harus hidup di jalan masing-masing dengan pekerjaan yang berbeda-beda. Ada yang lanjut S2, kerja jadi shadow teacher, HRD, dan lainnya. Masa kuliah yang main-main itu telah usai. Class dismissed! Inilah orang-orang dibalik gelar S.Psi nya. Bangun pengalaman bersama dengan modal haha-hihi dan sistem belajar hanya untuk UTS & UAS. Kini balik pada kehidupan masing-masing. Mulai merintis karir dengan mempraktekkan segala ilmu yang telah diserap bersama.

Thanks a lot untuk kalian semua. serta semua anggota fakultas Psikologi dari anak 2006, dosen, satpam dan lainnya. Kita semua pada akhirnya mendapat gelar S.Psi. Namun pengalaman proses meraih gelar itulah yang harus diingat, karena pelajaran berharga bukan didapat dari buku, namun dari pengalaman hidup, dan 4 tahun terakhir ini salah satunya.

Kita semua masih gampang untuk ketemu, namun pengalaman selama kuliah itu tidak akan bisa diulang. Jangan lupa, suatu saat nanti, kita semua akan menjadi konglomerat, persis seperti mimpi kita. AMIN.

Best regards,
Keinda Fauri